Sejak suami dipecat karena diketahui memakai sabu, hidup keuangan kami makin memburuk. Hutang dimana-mana untuk mencukupi kebutuhan kami khususnya anak-anak. Beruntung mertua masih memberikan tempat tinggal dan makan bersama. Jika tidak, sudah bisa ku bayangkan rasa sakit karena kelaparan, kehujanan dan kepanasan serta merasa makin sakit jika kedua puteri Mei ku juga merasakannya. Aku ingin kerja lagi terapi untuk kerja lagi berkas kewarganegaraan seperti KK belum juga selesai. Seandainya saja suamiku tidak egois dan searogan itu, mungkin setidaknya sekarang tidak seperti ini. Uang bukanlah segalanya tetapi segalanya butuh uang dan sekarang ini uanglah yang menyulitkan. Aku harus bagaimana? Aku merasa senang saat kedua puteri Mei ku bersama dengan ayahnya bermain tetapi aku menjadi sangat sakit saat memikirkan hutang karena suamiku tidak bekerja apalagi aku. Aku dikuliahkan untuk masa depan ku dan masa depan ku ternyata seperti ini saat sudah bekerja suamiku melarang ku sedangkan dia tidak berpenghasilan. Apakah harus terus menerus meminta makan sama mertua dan tinggal bersama mertua jika aku terus mengikuti suamiku sudah pasti tidak ada yang berubah menjadi hal baik. Suamiku tidak seperti yang awal aku kenal, dia yang rajin sholat bertutur kata halus. Sekarang hanya jenggot dipanjangkan tetapi sholat Jum'at seminggu sekali saja tidak soal malam Jum'at maksa sampai setiap hari jika dituruti.